facebook twitter instagram

Udin's Angel

by: tayatumada

Lanjutin cerita sebelumnya, perjalanan ke Bangkok kali ini agak beda dengan sebelumnya. Kalau dulu bareng sama sobi-sobi aku biasanya kita bagi tugas dan tanggung jawab untuk hal-hal bersama, seperti yang jadi bendahara siapa, tour leadernya siapa, photografernya sapa dll. Kali ini karena perginya bareng ibu-ibu dan sebelumny aku sudah pernah ke bangkok mau tidak mau semua tanggung jawab yang kek tadi diserahkan ke aku. Ini juga pertama kalinya aku traveling bareng strangers kecuali satu orang yang kebetulan tetangga aku. Awalnya agak was-was sih, udah ngebayangin gimana rempong jalan bareng ibu-ibu tersebut dan yang paling aku pikirin tuh, yang photoin aku di sana nanti siapa?? Kalau minta tolong sama ibu-ibu itu hasilnya bagus nggak yah?? Hahahah. Alhamdulillah semua ketakutan-ketakutan itu nggak ada yang jadi nyata, ibu-ibu ini asli pada asik-asik semua, bisa diajarin cara ngambil photo walaupun harus diulang beribu-ribu kali mereka sabar-sabar aja soalny photo-photo meraka sudah bagus semua hahaha, dan mereka nurut aja sama rute-rute yang sudah aku buat. Katanya “kita ikut saja sama kamu, kemana kamu pergi kita ngikut aja” hahahaha GOOD.

Baca Juga : Surga Yang Tak Dirindukan 1 

Karena sudah tahu kondisi di Bangkok kayak gimana, hal-hal yang pengen aku lakuin selama di sana tuh jadi lebih jelas dan terarah, semuanya sesuai dengan itinerary yang aku buat. Selama enam hari di Bangkok aku mutusin, 1 hari itu free time, 2 hari selanjutnya cuman jalan-jalan ke tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya dan 3 hari selanjutnya aku habisin buat shopping alias open jastip wkwkwk. Biar bisa balik modal selama liburan atau istilah kerenya “JALAN-JALAN DIBAYARIN NETIZEN” hahahahah.

Seperti kebiasan-kebiasaan yang selalu dilakukan, setelah beli tiket pesawat aku langsung buat itinerary. Searching tempat-tempat wisata yang igable, nyari hotel dll. Untuk hotel, kali ini aku nyari hotel yang ada di daerah Pratunam, biar lebih gampang selama proses perjastipan nanti. Setelah berhari-hari nyari hotel dan baca review orang-orang yang pernah nginap di hotel tersebut, akhirnya pilihan aku jatuh ke Cloud Nine Hotel. Hotel ini lokasinya agak terpencil tapi gampang ditemukan kok dan yang paling penting dekat banget sama Pasar Pratunam, cukup salto 5 kali sudah bisa sampai hahaha. Kalau ada rejeky buat balik ke Bangkok lagi, I will definitely stay again in this hotel. It’s not a fancy hotel but reaalllyyy comfort. Pertama kali sampai di hotel ini pas liat tempatnya yang agak terpencil aku sempat khawatr, tapi sekalinya masuk dan disambut dengan senyuman ramah mbak resepsionisnya, perasaan tuh jadi enak banget. Soal pengalaman waktu tinggal di Bangkok City Hotel sebelumnya, asli mbak-mbak resepsionisnya pada urat semua hahaha.

Hotel ini tuh kecil, kamarnya pun kecil tapi bersih dan nyaman banget, aku suka pokoknya. Di tiap lantainya disediain dispenser jadi bisa ngisi ulang botol minuman sepuasnya dan nggak perlu beli mineral water lagi, jadi lebih hemat heheh. Sarapannya simple-simpel saja, roti, bubur, telur, cereal, teh, kopi, coklat dan Insya Allah Halal menurut aku dan review orang-orang yang aku baca. Untuk sarapan semuanya self service dan bisa dibungkus buat dibawa ke kamar. Biasanya aku suka bungkusin telur ceploknya buat di bawa ke kamar untuk makan siang. Apa lagi kemarin bawa mini rice cooker,beras, indomie, dan sambel abc. Pokoknya itu semua wajib di bawa tiap traveling hahah. Oh iya, aku hampir lupa, di hotel ini juga ada timbangan barangnya, gratis pastinya. Jadi sebelum pulang kita bisa nimbang barang-barang kita untuk ngecek over bagasi atau nggak. Waktu di BCH juga ada tapi harus bayar dan di BCH juga nggak boleh bawa makanan ke kamar apa lagi dibungkus buat bekal diluar haha. Pokokny aku udah cinta banget sama hotel ini hahahah.

Source: Google
Setalah dua kali ke Bangkok, selalu saja ada kejadian tak terduga tiap hari pertama menginjakkan kaki di sana, I don’t know why?. Kali ini agak lucu bin malu-maluin sih hahaha, pas pesawat mau mendarat tiba-tiba saja perut aku mules semules-mulesnya kayak orang mau melahirkan yang pembukaannya hampir lengkap, kata ibu-ibu itu hahaha. Karena nggak bisa ke toilet terpaksa harus aku tahan, pas sudah bisa keluar pesawat semua barang-barang aku titipin di tante tini (tetangga aku) dan langsung ngambil langkah 1000 buat ke toilet yang ternyata jaraknya jauhhh banget, asli dah cobaan banget hahahah.

Waktu itu kami tiba di Bangkok kira-kira pukul 10 pagi, karena check in hotel jam 2 siang, rencana awal kami mau ke hotel dulu buat nitip barang habis itu nyari makan. Tapi ternyata pas tiba hotel, kamar yang bakal kami tempati sudah siap menunggu kedatangan kami hehe, jadi bisa check in lebih awal dan nggak perlu nyari makan di luar. Hari pertama di Bangkok lebih banyak ngabisin waktu buat istirahat di hotel, soalny perjalanan Makassar-KL-Bangkok tuh agak lumayan melelahkan.

Besoknya, tempat wisata yang mau kami kunjungi itu Wat Pho, Wat Arun, dan Asiatique the Riverfront.

Wat Pho

Lokasi Wat Pho ini dekatan dengan Grand Palace, kalau kalian belum ke Grand Palace kalian bisa ke Grand Palace dulu habis itu lanjut ke Wat Pho. Wat Pho ini salah satu kuil yang jadi tempat wajib buat di kunjungi. Wat Pho ini terkenal dengan patung budhanya yang sangat besar, yang disebut dengan Sleeping Budha karena posisinya seperti lagi tidur. Sebelum ke sini aku sempat googling harga tiket masuknya dan yang aku dapat itu 100 bath tapi pas sampai ternyata harganya sudah naik jadi 200 bath dan dapat sebotol mineral water dingin. Fasilitas ini nikmat banget soalnya waktu itu matahari lagi panas-panas, asli bikin gerah.


Wat Arun

Sehabis dari Wat Pho, kami pun lanjut ke Wat Arun. Dari pintu keluar Wat Pho belok kiri terus jalan lurus aja menuju ke dermaga Tha Tien (semoga ingatan aku nggak salah genks hahaha) untuk nyebrang sungai menggunakan feri. Biayanya itu 4 bath per orang sekali jalan. Biaya masuk ke Wat Arun 50 bath per orang. Tapi di luar kompleks kuil ini terdapat taman dengan pemandangan yang cantik dan patung raksasa Thailand yang bisa dinikmati buat foto-foto gratis, pokoknya instagramable lah hehe. Selain itu ada juga kedai-kedai yang nyewain baju traditional Thailand tapi cuman bisa dipakai buat foto-foto di taman tersebut, nggak bisa dipakai masuk ke dalam kuil.

Wat Arun ini kuil yang terletak di tepi sungai Chao Phraya dan dikenal dengan nama Temple of Dawn atau Candi Fajar. Namanya sih Candi Fajar tapi berdasarkan review beberapa blog yang aku baca waktu terbaik untuk ke kuil ini adalah sore hari pada saat matahari akan terbenam, makanya waktu itu aku sudah jadwalin buat ke sini pas sorean. Kuil ini banyak tangganya dan tangganya itu agak tinggi dan curam. Sempat nyobain sampai di tinggkat duanya, pas mau turun agak serem liat ke bawah, harus ektra hati-hati.

 

Dari Wat Arun kami pun lanjut ke Asiatique menggukan Hop On – Hop Off Tourist Boat (Chao Phraya Tourist Boat). Sebenarnya ada shuttle boat gratis buat ke Asiatique, cuman waktu itu aku nggak tahu harus ke dermaga mana dari Wat Arun biar bisa naik shuttle boat tersebut. Pas nanya ke orang-orang, mereka ngasih taunya yang tourist boat ini. Tarifnya beragam untuk paket all day all night pass 300bath, one day river pas dan one night river pas masing 200 bath dan one way 60 bath. Aku pun ngambil paket yang one way aja soalnya waktu itu sudah mau maghrib dan rencana pulang dari Asiatique mau naik grab saja. Pengalaman pertamanya nyobain Hop On - Hop Off tourist boat ini senang dan nggak nyesel. Soalnya dapat kapal yang ada lantai duanya terbuka, jadi bisa menikmati dan melihat pemandangan sepanjang Sungai Chao Phraya di waktu senja, aahhh its so romantic hhehe. Waktu itu aku nggak sempat buat foto-foto di atas kapal, lebih milih buat ngambil beberapa video untuk keperluan ig story haha.

Pas Sampai di Asiatique
Komedi Putar ini wahana baru yang ada di Asiatique, dulu waktu ke sini ini belum ada

Rute hari ke tiga adalah berkunjung ke Pattaya. Jarak Bangkok – Pattaya kurang lebih 2 jam, setelah nyari-nyari info tentang cara untuk ke Pattaya, ada beberapa yang jadi pilihan pertama naik kereta. Jadwal kereta Bangkok – Pattaya – Bangkok cuman sekali sehari dan waktu tempuhny pun lebih lama dari bus yaitu 3 jam, karena takut nggak keburu keretanya akhirnya aku nyari opsi lain. Pilihany selanjutnya adalah naik PattayaVan. Dari hasil blog walking orang-orang, info yang aku temuin itu naik pattayavan ini biayanya lebih murah 92 bath perorang, selain itu jadwal keberangkatannya tiap 15-30 menit di rentang waktu pukul 06.00 – 20.00. Sebenarnya ada banyak kendaraan yang bisa di sewa beserta sopirnya untuk bisa ke Pattaya tapi kalau perginya rombongan ini jadi piliha terbaik soal bayarnya bisa patungan dan jadi lebih murah. Waktu itu aku cuman bertiga saja kalau mau sewa mobil jadinya lebih mahal. Akhirnya pilihan aku naik PattayaVan.

Rencana di Pattaya cuman sehari dan nggak nginap, rencana balik ke Bangkok itu sebelum pukul 20.00 jadwal terakhir dari Pattayavan. Sebenarnya di Pattaya ini ada banyak banget tempat wisata yang bisa di kunjungi, mulai dari pantai dan tempat wisata lainnya. Karena waktunya cuman sehari jadi aku cuman milih dua tempat saja yang paling ingin aku kunjungi selama di Pattaya yaitu Nong Nooch Tropical Garden dan Frost Magical Ice of Siam. Untuk ke tempat-tempat wisata di Pattaya saran aku sebaiknya tiketnya kalian beli online saja, soalnya lebih murah dari pada beli on the spot. Jadi sebelum ke Bangkok semua tiket masuk ke Nong Nooch Tropical Garden dan Frost Magical Ice of Siam sudah aku beli dan tiketnya sudah aku print jadi tinggal ngasih liat tiket di loketnya saja dan masuk, sebenarnya nunjukin tiket di hp pun bisa sih cuman aku tipikal orang yang memilih untuk nyiapin semuanya aja buat jaga-jaga heheh. Ada tiga aplikasinya yang bandingkan sebelum beli tiket dan pilihan aku jatuh ke Befreetour karena lebih murah dibandikan dengan yang dua aplikasi lainnya. Perbedaan harganya itu sekitar 20.000 – 40.000, lumayan cuy hahah. Selain tiket wisata, masih ada banyak pilihan lain yang bisa di beli di befreetour ini seperti sim card, wifi portable, nyewa mobil dan lain-lain. Dan nggak cuman di Thailand saja, di semua Negara ada kok hehe.

Pukul 08.00 pagi kami sudah keluar dari hotel menuju pangkalan Pattayavan yang ada di terminal bus Bangkok Mo Chit 2. Waktu itu kami beruntung dapat sopir grab yang baik banget. Beliau nanya-nanya kita mau ke mana, setelah aku ceritain rencana aku, beliau kaget katanya di Pattaya itu nggak ada Grab, Grab di Pattaya masih illegal katanya waktu itu. Dan jarak tempat yang mau kunjungi itu agak jauh dan aksesnya sudah kalau mau naik kendaraan umum. Tante Tini pun nyuruh aku buat nawar ke bapak itu (namanya aku lupa soalny susah hahah) dan setelah melalui proses tawar menawar yang cukup panjang, akhirnya beliau setuju dan mau ngantarin ke Pattaya dan balik lagi ke Bangkok dengan biaya yang lebih murah dibandingkan kalau mau nyewa mobil beserta sopirnya ditempat lain. Waktu itu beliau setuju dengan harga kira-kira 1000 bath aku lupa pastinya berapa, yang pasti nggak sampe 2000 bath kayak biaya sewa ditempat lain bahkan ada yang lebih 2000 bath. Dan biaya sewa ini di kurangi lagi dengan ongkos grab yang sudah terinput di aplikasi hahaha. Kemampuan bahasa inggris bapak ini sangat kurang, jadi selama aku komunikasi dengan beliau itu via google translate hahaha (Thanks to Google Translate hehe) seru dan lucu juga sih, bapak ini asli polos dan baik banget hahaha. Selama perjalanan kemarin itu aku bersyukur banget sih soalnya selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik, ramah, murah senyum dan banyak membantu. Beda banget dengan pas pertama kali ke Bangkok kebanyakan ketemu sama orang-orang yang urat hahaha. Oh iya aku hampir lupa, saran aku sebelum kalian ke Pattaya jangan lupa bawa bekal. Soalnya agak susah buat nyari makanan halal di sana.

Sampai di Pattaya kami pun langsung menujun ke Nong Nooch Tropical Garden. Tempat ini dikenal dengan salah satu taman tercantik di dunia dan tempat luassss bangettt. Selain disuguhkan dengan taman yang cantik dan instagramable pastinya, disini juga ada banyak atraksi atau pertunjukan seperti pertunjukan tari. Tamannya dibuat bertema taman prancis abad 17, taman asia dan bahkan taman jaman batu pun ada, jadi ditaman itu ada banyak patung-patung hewan purba kayak dinosaurus jadi berasa kayak lagi jalan-jalan di Jurrasic Park. Tempat ini jadi pilihan yang tepat buat kalian yang mau bawa anak kalian buat jalan-jalan soalnya ada banyak tempat yang jadi favourite anak-anak di sini. Pas sampai disini aku langsung keingat sama ponakan-ponakan aku. Makanya aku lebih focus ngambil banyak video buat dikasih liat ke ponakan-ponakan pas pulang.

Berasa lagi di Jurassic Park hehe

Dari Nong Nooch kami pun lanjut ke Frost Magical Ice of Siam. Disepanjang jalan aku melewati banyak tempat wisata yang namanya tidak asing buat ku seperti Mini Siam, Khao Chi Chan, dll, soalny tempat – tempat itu masuk dalam list tempat yang ingin aku kunjung tapi terpaksa harus dieliminasi karena nggak ada waktu. Sepertiny emang harus nyiapin waktu berapa hari kalau mau mengunjungi semua tempat wisata yang ada di Pattaya ini.

Frost Magical Ice of Siam ini merupakan kompleks patung es terbesar di Negara ASEAN. Pas masuk ke sini kita langsung disuguhkan dengan patung-patung bahkan pohon-pohonnya pun semuanya berwarna putih. Setelah puas berfoto-foto kami pun langsung pindah kebagian ice world yang suhunya minus 10 derajat celcius. Paket tiket untuk masuk ke sini tuh beragam, ada yang tiketnya saja, ada juga yang sepaket dengan soft drink dan lunch yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan kalian.

Dari Frost Magical Ice kami sudah nggak ada tempat yang mau dikunjungi lagi, akhirnya driver kami saranin untuk berkunjung ke Central Festival Shopping Mall. Katanya ini mall terbesar yang ada di Pattaya dan paling favourite di kalangan wisatawan. Selain itu lokasinya pun berhadapan langsung dengan pantai di Pattaya. Tadinya nggak ada niat buat ke pantai akhirnya bisa ke pantai juga dan waktu itu kami tiba pas lagi golden hour, pemandangannya asli cantik banget. Sekitar pukul 20.00 kami pun balik ke Bangkok.

Tiga hari terakhir di Bangkok aku abisin cuman buat open jastip. Dari pagi sampai sore aku cuman bolak-balik Pasar Pratunam dan Platinum. Malamnya kalau nggak ke Asiatique aku ke MBK lagi. Soalnya ibu-ibu rombongan aku pada pengen ke Siam Paragon, ini tuh salah satu mall besar yang ada di Bangkok, buat yang nyari barang-barang bermerek disini salah satu tempatnya. Karena aku tipikal orang yang nggak tertarik sama hal-hal tersebut  jadinya waktu nunggu mereka shopping aku abisin di MBC Center yang kebetulan dekat banget dari Siam Paragon. Jadi dari Siam Paragon menuju MBK kita bisa jalan kaki aja, dan melewati beberapa Mall yang lain yang saling terhubung satu sama lain. Urutannya itu Siam Paragon, Siam Center, Siam Discovery dan MBK. Jadi bisa mengunjungi banyak tempat dalam satu waktu, selain itu Madame Tussauds Bangkok itu ada di Siam Center dan Sea Life Bangkok Ocean World yang merupakan salah satu akuarium tersebesar di Asia Tenggara terletak di basement Mall Siam Paragon. Tempat ini emang paling strategis menurut aku, selain bisa shopping kita pun bisa dua tempat wisata tersebut dan akses untuk pejalan kakinya pun nyaman banget hehe.

Foto pas Malam terakhir di Bangkok

Oke gaes thank you for reading. Semoga wabah covid19 ini bisa segera berakhir dan kita semua bisa traveling lagi dengan aman dan nyaman, amin. Stay Happy, Stay Healthy and Stay Safe everyone.

 

Xoxo

Tayatumada
20.41 No komentar

HAI!

Sudah lama nggak ngepost sesuatu disini jadi agak sedikit canggung hahah. Aku bingung mau mulai cerita dari mana hehe. Kali ini aku mau share pengalaman aku selama traveling ke Bangkok, Thailand. Sebelumny sudah pernah ke Thailand waktu study tour pas jaman kuliah dulu, tapi waktu itu, rutenya nggak berkunjung ke Bangkok, tapi cuman di Hat Yai, salah satu kota yang terletak di bagian selatan Thailand, di dekat perbatasan Malaysia.
Prinsip: Apapun masalahnya diketawain aja hahahahah
Pertama kali ke Bangkok waktu Bulan Mei 2017 bareng sama sobi-sobi aku (Aas, Wildha, Lea, dan Kyod). Berawal dari email tiket promo dari AA airlines dan akhirnya kami pun bisa berangkat dan traveling bareng lagi setelah sekian lama. Soalnya sudah berapa kali buat rencana biar bias traveling bareng, tapi selalu gagal. Alhamdulillah waktu itu dapat harga tikpes yang pas dengan kantong dan waktu yang pas juga, biasanya suka nggak dapat waktuny karena kesibukan masing-masing.

Rute awal perjalanan kami waktu itu Makassar - KL – Bangkok – KL – Makassar. H- berapa hari sebelum berangkat, tiba-tiba dapat email dari AA kalau ada perubahan jadwal penerbangan KL – Makassar. Pilihan yang ada waktu itu kalau nggak dipercepat yang diperpanjang berapa hari, dan pilihan kami waktu itu sudah pasti pengen diperpanjang haha. Kecuali kyod yang terpaksa harus pulang sendiri karena cutinya sudah tidak bias diperpanjang lagi. Karena ada free time sehari dan dapat tiket murah buat ke Singapore, akhirnya kita ngabisin sehari semalam di Singapore sebelum balik Makassar.

Sebelum berangkat buat itenerary sudah jadi hal yang wajib buat dilakukan. Dari nentuin budget selama traveling, hotel, tempat-tempat yang mau dikunjungi dan lain-lain sudah kami lakukan jauh hari sebelum berangkat. Niat awal waktu pertama kali ke Bangkok itu pure, murni, cuman jalan-jalan saja, no shopping-shopping. Kalaupun mau belanja paling cuman buat oleh-oleh saja dan waktu itu kita nggak tertarik buat ngabisin waktu berhari-hari shopping center disana. Dan ternyata niat itu cuman niat saja hahahhaahha.
Hari pertama tiba di Bangkok, ada sesuatu yang diluar dugaan terjadi, pokokny sesuatu yang nggak mengenakkan dan aku nggak mau ngebahas ataupun mengingat detail ceritanya. Buat aku hal tersebut sudah aku kubur sebelum ninggalin Bangkok. Karena hal tersebut itinerary pun jadi berubah dan kami memilih untuk menikmati tiap perubahan itu dengan hati riang dan gembira. Satu hal yang pasti, kalau kalian yang baca ini ada niat pengen ke Thailand untuk pertama kali menurut aku sebaiknya kalian jangan berharap lebih bisa disambut dengan keramahtamahan warga disana. Menurut aku rata-rata orang disana, tapi ini nggak semua yahh. Cuman rata-rata orang yang aku temui disana tuh agak-agak urat bin nyebelin hahaha, tapi sekali lagi ini nggak semua yahh soalny yang baik dan ramah ada juga kok.

Rute pertama yang kami kunjungi waktu itu adalah nongki di salah satu cafe rekomendasi dari Kyod , Nom Prajum Chun, cafe ini tuh milik salah satu artis Thailand fav kyod, tempatnya unik dan yang pasti instragramable hahah.
Besoknya sehabis sarapan kami pun langsung ke Chatuchak weekend market. Pasar ini tuh bukanya cuman pas weekend saja dan jadi salah satu tempat yang banyak direkomendasiin sama orang-orang untuk dikunjungi. Jadi kalau kalian pengen ke Bangkok sebaiknya nyari waktu yang weekendnya dapat biar bisa ke chatuchak. Pasar ini tuh besar banget dan ada ribuan toko-toko yang jual berbagai macam barang, mulai dari fashion, furniture dan lain-lain. Saran aku yang pertama biar kalian ngak pusing sebaiknya kalian ngambil peta pasar ini yang ada di bagian informasinya dan kalian bisa liat tempat-tempat apa yang pengen kalian cari. Ke dua, kalau kalian udah liat sesuatu yang kalian suka sebaiknya langsung dibeli saja, takutnya kalian nyesal karena lupa tokonya dimana saking banyaknya, waktu itu aku aja pusing liatnya saking banyaknya hahah. Dan disini tuh nggak ada money changer yang kursnya murah. Adanya bank local dan nilai kursnya itu mahal dari yang ada di money changer biasanya. Karena nggak pengen rugi hahah akhirnya kami sempat keluar dari pasar buat nyari money changer dan waktu itu tiba-tiba aja kami sampai di Pasar Pratunam.

Dan disinilah tempat yang berhasil memporak-porandakan itinerary yang sudah dibuat. Selain karena satu dan lain hal yang aku sebutin diatas, Pasar Pratunam ini bersebrangan dengan Platinum Fashion Mall, kedua tempat ini jadi salah satu alasan itinerary kami berubah hahahaha. Tempat ini kami sebut dengan istilah “Surga Yang Tak Dirindukan”. Kalian taukan dengan istilah SYTD itu maksudnya apa hahah so I don’t have to explain it kwkwkwkwk. Kedua tempat ini asli racun parah, disini tuh banyak jual baju-baju yang lucu dan harganya itu lohhh murahhh banget. Seketika jiwa shopping holic langsung keluar pas tiba ditempat ini. Mustahil banget kalau dibilang ngak pengen shopping kalau sudah menginjakkan kaki didua tempat ini hahahahah. Dan yang jadi favourite aku adalah Pasar Pratunam ini, semakin ditelusuri kedalam semakin banyak racun-racun yang menggiurkan hati hahahah. Pasar Pratunam dan Platinum ini bisa jadi tempat buat ngasilin duit selama liburan, alias kalian bisa open jastip atau bisa ngambil barang disini terus dijual lagi pas pulang nanti. Soalnya sudah banyak yang ngelakuinnnya dan pangsa pasar pun banyak hahaha. Sebenarnya masih ada banyak banget shopping center di Bangkok, tapi favourite aku cuman dua tempat ini, Pasar Pratunam dan Platinum Fashion Mall.

Sebelum ke Bangkok hal yang paling kami khawatirkan adalah makan. Takut aja kalau nggak dapat tempat makan halal. Salah satu persiapan yang kami lakukan buat jaga-jaga yah bawa mini rice coocker dari Makassar berserta beras-berasnya, bawa lauk yang bisa tahan lama dan yang paling penting adalah indomi dan sambel hahah. Makanya waktu nyari hotel buat nginap kami nyarinya di muslim area, biar lebih gampang buat nyari tempat makan halal. Alhamdulillah di dekat hotel kami ada restoran halal dan makananny pun enakk bangett, namanya Farida Pattani letakny itu di daerah Phetchaburi. Selain itu di MBK Center pun banyak terdapat restoran halal dan yang paling favourite buat kami itu Yana Restaurant, tiap ke Bangkok pasti wajib banget untuk balik lagi makan disini. Menu favourite kami itu fried chicken with garlic & peppercorns, ayam gorengnya ini aslii enak banget, apa lagi kalau kalian bawa sambel abc dari rumahh, makin endolitaaaa pokoknya, mmm jadi pengen hahahah. Selain itu di MBK ini mungkin satu-satunya mall yang ada di Bangkok yang nyediain mushola. Jadi kalau ke sini nggak perlu khawatir atau bingung mau shalat dimana. Ini yang jadi nilai plus buat MBK di mata aku heheh.
foto ini diambil di atas jembatan penyebrangan antara Platinum dan Pratunam
Di pelataran sekitar Platinum waktu itu lagi ada pameran kuliner dari seluruh dunia. Cuman karena takut makananny nggak halal yang berani kami coba cuman mango sticky rice, rujak Bangkok, coconut ice cream. Pokok yang makanan yang pasti halal aja. Dan di dekat Platinum ini juga ada kedai Carcoal Ice Cream dan ada label halalny. Ice cream ini tuh rasaanya enak banget, tapi sayang pas aku balik ke Bangkok lagi udah nggak. Nggak tau pindah kemana.
Carcoal Ice Cream
di Platinum, MBK, Asiatique dll tuh ada banyak tempat/toko kalau kalian mau buat passport case, dompet kartu dll yang bisa di custom sesuai dengan selera kalian dan kualitasnya terjamin.
Coconut Ice Cream yang sudah lama aku idam-idamkan sejak nonton Running Man ep Thailand hahah

Tempat wisata lain yang kami kunjungi waktu itu :

Grand Palace
Grand Palace ini kompleks istana Raja Thailand dan salah satu must visited place di Bangkok. Waktu itu kami nyewa tuk tuk yang ada di Hotel tempat kami nginap (kendaraan traditional Thailand, klo di Makassar mungkin seperti bentor). Sampai di gerbang utama Grand Palace sudah banyak banget wisatawan yang ngantri di loket tiket. Biaya masuk ke Grand Palace ini sekitar 500 bath dan ini sudah sepaket dengan tiket masuk ke Wat Pho dan Anantha Samakhom Throne Hall, cuman waktu itu kami nggak tertarik buat ngunjungin kuil-kuil lain di Bangkok, buat kami grand palace ini sudah cukup. Semua yang masuk ke sini tuh harus berpakaian rapi. Kalau kalian pakai celana pendek atau baju ketek didekat pintu masuk mereka nyewain pakaian, biaya sewanya kira-kira 200 bath. Ini berlaku tiap kalian mau masuk ke kuil kuil lain yang ada di Bangkok, seperti Wat Pho atau Wat Arun.
Sebelum berkunjung ke sini kalian harus selalu memastikan bahwa waktu tersebut bukan hari libur nasional atau hari raya dll. Soalny pengalaman kemarin pas ke Golden Palace itu bertepatan dengan peringatan kematian Raja Thailand, jadi waktu selama di Grand Palace terbatas banget dan ada bagian-bagian yang tidak bisa kami telusuri waktu itu. Jadi agak rugi sih, bayar 500 bath tapi nggak bisa mengeksplore lebih dalam, dan selain wisawatan banyak juga warga local yang datang, jadi asli ramee banget. Mau foto pun harus pintar-pintar nyari lokasi biar nggak bocor hahah.

Anantha Samakhom Throne Hall
Anantha Samakhom Throne Hall terletak di dalam komplek Ducit Palace. Di tempat ini ada banyak bangunan-bangunan yang nyimpat benda-beda kerajaan. Salah satunya yaitu Anantha Samakhom Throne hall, bangunannya tuh megah banget dan mirip seperti istana di Eropa beda dengan Grand Palace yang arsitekturnya lebih tradisional. Kendaraan untuk kesini tuh agak susah, waktu itu pas mau balik ke hotel, kita harus nunggu lumayan lama sampai grabnya tiba. Anantha Samakhom ini sekarang dijadiin sebagai museum. Sayang banget kalau mau masuk kesini kita nggak boleh foto-foto, semua barang-barang harus dititip ditempat penitipan dan mereka juga nyediain kain penutup kalau pakaian kita nggak rapi. Karena nggak bisa masuk kedalam jadinya kami memutuskan untuk foto-foto di luar saja, selain itu antrian untuk masuk ke dalam juga panjang banget, jadinya makin malas buat ngantri. Apa lagi kami tibanya pas Matahari lagi terik-teriknya, panas banget coyyy hahaha.

Talad Neon Night Market

Ini tuh salah satu pasar malam yang ada di Bangkok, lokasinya nggak jauh dari Pasar Pratunam, cukup jalan kaki sudah bisa sampai. Di sini tuh banyak jual kuliner-kuliner khas Bangkok, baju-baju, pernik-pernik lucu dan masih banyak lagi. Kalau diliat dari atas jembatan penyebrangan, tenda-tenda di pasar ini tuh nyala kayak lampu neon.

Chocolate Ville
Di sini tuh salah satu tempat wisata yang asik buat foto-foto, banyak spot foto yang keren dan igable. Bangunan-bangunan yang ada disini semuanya bergaya Eropa dan banyak restoran/café buat nongkrok. But as a muslim sudah pasti nggak akan berani makan di sini. Jadi yah tujuan utama kesini emang buat foto-foto saja di setiap sudut yang ada hahhah soalny semuanya asli Igable beud. Tempatnya ini agak jauh dari pusat kota Bangkok, kurang lebih sejaman dan nggak ada MRT jadi kalau mau kesini emang harus naik taxi atau grab. Kalau perginya rame-rame emang paling enak naik grab/taxi, waktunya jadi lebih efisien dan lebih hemat. Tapi kalau kalian solo traveller atw duo traveller dan pengen hemat biaya bisa naik MRT dan turun distasiun terdekat chocolate ville (maaf aku nggak tahu nama stasiunnya apa hehe) habis itu lanjut naik grab/taxi. Tempat ini buka mulai jam 4 sore sampai 12 malam, kalau aku nyaranin kalau mau kesini sebaikny sorean biar kalau mau foto bisa dapat pencahayaan yang bagus selain itu ngabisin waktu senja pas disini mungkin jadi lebih romantic hahaha.

Asiatique The Riverfront
Asiatique The Riverfront ini adalah tempat terakhir yang kami kunjungi sebelum pulang dan waktu itu kyod sudah balik ke Makassar jadi nggak sempat ke Asiatique. Ini salah satu night market yang ada di Bangkok, letaknya itu di tepi sungai Chao Praya. Jadi kalau mau ke sini naik feri atau kapal bisa, atau mau naik grab pun bisa. Waktu itu karena berangkatnya dari hotel, jadi kami naik grab dan lokasinya agak lumayan jauh juga dari hotel. Buat yang pengen naik feri nanti aku ceritain rutenya kayak gimana di postingan selanjutnya yah hehehe. Oke lanjut hahah

Disini juga salah satu tempat yang paling asik buat ngebisin sore hari di pinggir sungai. Selain restoran-restoran yang berjajar di pinggir sungai, disini pun banyak jajanan-jajanan khas Bangkok. Dan buat yang Muslim emang harus extra hati-hati kalau pengen jajan. Kualitas barang yang ada disini masih lebih bagus dari night market yang lain yang ada di Bangkok, harganya pun agak sedikt beda, agak mahalan disini tapi masih bisa nawar kok. Kalau kalian jago nawar pasti deh bisa dapat barang dengan harga yang murah hehe.

Disini juga ada beberapa wahana permainan yang bisa dinikmati. Dan yang jadi icon dari Asiatique ini adalah wahana kincir angin raksasanya atau Asiatique sky ferris wheels. Kalau pengen naik harus bayar sekitar 250 bath untuk orang dewasa dan 200 bath untuk anak. Berfoto dengan latar wahana kincir angin ini sepertinya jadi hal yang wajib kalian lakukan kalau kesini, rasanya kek ada yang kurang aja klo nggak berfoto didepannya hahah.

Ok gaes, sekian dulu cerita part pertama aku tentang Bangkok, nanti aku lanjutin lagi pengalaman pas balik ke Bangkok lagi dengan tempat yang berbeda pastinya heheh.

Xoxo
tayatumada

23.56 2 komentar
“Bukan tentang sampai ke puncaknya tapi tentang menaklukkan diri sendiri” 
_idntimes.com_

Kutipan diatas seperti menggambarkan diri kami waktu itu, walaupun tidak bisa sampai ke puncak, bisa mendaki gunung saja sudah merupakan halnya yang “waow” untuk kami yang awam soal “pergunungan” hehe. Bisa menaklukkan diri sendiri untuk tidak meyerah dengan keadaan yang dihadapi membuatku ingin mengapresiasi diriku waktu itu (good job taya hehe).

So let me continue the story ^-^


Baca juga : Perjalanan Penuh Warna di Semeru

Setelah makan siang dan beristirahat di Kalimati, kami pun bersiap-siap untuk balik ke Ranu Kumbolo dan menghabiskan malam terakhir kami di sana. Dengan melalui jalan yang sama yang dilalui saat ke Kalimati, perjalanan lebih terasa ringan waktu itu, mungkin karena carrier kami yang sudah semakin ringan haha, cuman sampah-sampah saja yang makin banyak dari sebelumnya. Di sepanjang jalan kami selalu melakukan apa yang pernah dilakukan oleh pendaki-pendaki sebelum kami, yang akan balik, yaitu memberi semangat para pendaki yang berpapasan dengan kami. “Semangat mbakk/mas dikit lagi nyampe” dengan senyum hangat dan perasaan bahagia. Mungkin seperti itu perasaan para pendaki yang memberikan semangat kepada kami waktu itu.

kalau diperhatiin hampir tiap foto pasti ada gula-gula milkita di tangan atau pun di bibir kami hahahha

Tiba di Ranu Kumbolo, kami dipertemukan kembali dengan Sul dan Samsul

Saya: Uul, Samsul sini yukk foto bareng.

Samsul: janga mbak, aku bau, belum mandi 3 hari

Saya: sama, kami juga bau, dan belum mandi 3 hari, sudah sini, ngga usah malu.

(Setelah berfoto bersama merekan pun pamit untuk melanjutkan pekerjaan mereka.)

Oshyn: nanti kalian nyari tenda kami yah sekitar sini, kita cerita-cerita lagi.

Samsul: iya mbak (pasang senyum malu-malu)
bareng uul dan samsul
Kami pun mulai mencari Mas Dik yang sudah tiba lebih dahulu dari kami, seperti yang sudah kami duga Mas Dik mengambil tempat yang jauh dari keramaian para pendaki yang lain, seperti saat malam pertama kami nginap. Karena ini adalah malam terakhir di Ranu Kumbolo, kami memutuskan berpisah dengan Mas Dik untuk mencari tempat yang ramai dan mencoba untuk berbaur dengan pendaki-pendaki yang lain dan menikmati malam terakhir itu.

Saat mencari lokasi tenda yang pas, di sini lah takdir mempertemukan kami dengan “The Crots genk” begitu kami menyebutnya (soalny salah satu diantara mereka sering banget ngomong “croots” hahah makanya kami nyebutnya the crots hahaha). Mereka adalah pendaki-pendaki lokal yang tinggal di daerah Malang dan sekitarnya. Mendaki gunung Semeru buat mereka seperti jalan-jalan ke Mall saat weekend. Bahkan salah satu diantara mereka ada yang baru tiba malam itu hanya untuk membawakan teman-temannya kayu bakar, WAOW hahahah.

Mas A: nyari tempat mbak? Sudah disini saja di samping tenda kami, masih kosong kok.

Oshyn: iya mas, jagain tempatnya yah aku nyari teman aku dulu.

Oshyn pun memberitahukan kami kabar tersebut. Salah satu diantara mereka ada yang menawarkan kami minuman jahe hangat (sumpah ini enakk bangett) dan yang lainnya membantu Aldi dan Adam untuk memasang tenda. Malam itu benar-benar malam yang paling menyenangkan sepanjang kami di Semeru. Bertemu dengan The Crots merupakan salah satu highlight yang membuat perjalanan kami lebih menyenangkan. Benar-benar penutup yang sangat membahagiakan.

Selain membantu memasangkan tenda, mereka pun menawarkanmi kami makan malam yang rasanya seperti berada di rumah makan saat berada di kota. Di sini lah pertama kalinya saya mencoba nasi jagung dan ini enakkk banget, bukan cuman nasi jagung saja, lauk, sambal dan semua yang mereka buat nggak ada yang ngga enak, semuanya superrr duperr eeenaaakkk. Kalau mau dibandingkan dengan makanan-makanan yang sudah kami buat selama berada di Semeru nggak bisa dibandikan dengan apa yang mereka buat hahahahahahha jauuuhhhhhh hahahahaha. 

Setelah menikmati our fancy dinner, kami pun menikmati malam yang bertabur bintang ditemani dengan api unggun, alunan musik para pendaki dan secangkir Hot Chocolate di Ranu Kumbolo. Sesekali bergumam mengucapkan puji syukur atas kenikmatan yang sudah Allah SWT berikan kepada kami waktu itu. Benar-benar bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk melihat salah satu keindahan alam milikNYA.

Tidak lama kemudian hujan pun mulai turun di Ranu Kumbolo (cuaca di sana waktu benar-benar ngga bisa di tebak). Kami pun masuk ke dalam tenda, tidak lama setelah itu, Uul dan Samsul berhasil menemukan tenda kami, setelah mencari-cari dari sekian banyak tenda yang ada. Beneran nggak pernah terlintas dipikiranku kalau mereka bakal nyari tenda kami. Uul dan Samsul ini dua orang remaja yang tinggal di Ranu Pani, mereka masih berusia 17 tahun waktu itu. Bekerja sebagai porter merupakan pekerjaan sambilan mereka saat libur sekolah. Kami pun menghabiskan malam itu dengan berbincang-bincang dan mendengarkan curhatan Uul yang waktu itu meminta saran soal kisah asmara yang dihadapiny di sekolah hahahah.

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, bakal bisa seakrab ini sama mereka bahkan sampai beberapa tahun kami dari Semeru mereka masih sering mengirim SMS ke kami, hanya untuk sekedar menanyakan kabar. Bocah-bocah heheh, apa kabar yah mereka sekarang? Hehe.

Pagi terakhir kami di Ranu Kumbolo, di awali dengan kicauan dari “the crots”

Mas C: mbak mbak bangun mbakk, mbak mbak keluar mbak dari tenda, sarapan dulu mbak.

Mas A: mbak keluar mbak, ngapain lama-lama di tenda, sunrisenya cantik loh mbak, masa ke Semeru cuman tinggal di tenda saja.

Hahahah bergitu seterusnya sampai kami benar-benar keluar dari tenda. Dan benar saja, sunrise pagi itu sangattt cantik, Masya Allah. Seperti berada di dunia Teletubhies atau mungkin seperti gambar pemandangan yang dulu sering kita gambar saat masih kecil, dua buah gunung berdampingan dengan matahari terbit diantara gunung tersebut. Pemandangannya 100% mirip dengan gambar tersebut. Bahkan proses saat cahaya matahari sudah mulai terlihat di balik gunung dan kabut membuat pemandangan itu menjadi semakin cantikkk Masya Allah. Magic
foto ini beneran no filter pic dan nggak aku edit.
pose ini terinspirasi dengan film kungfu panda hahaha. Ini lagi nunguin mama Aldi masak spageti buat anak-anaknya haha 
Our last fancy lunch waktu itu, lagi-lagi dimasakin sama the Crots. Kami cuman menyodorkan semua sisa-sisa bahan makanan yang kami punya buat diolah sama mereka hahaha. Tugas kami cuman bantu-bantu cuci piring hehe. Jangan ditanya soal rasa makanan yang mereka buat, asliii lebihh enak dan lebih beragam dari semalam, dan nasi jagung tetap jadi favoritku hahaha. Saat itu pun, kami baru tau kalau dari awal perjalanan, mereka sudah memperhatikan kami. Dari Ranu Pani saat kami makan dan tidur dengan nyenyaknya di kedai bakso tersebut, mereka sudah memperhatikan kami bahkan memotret kami yang lagi tidur hahahah, untuk waktu itu saya pakai masker dan kacamata setidaknya wajahku saat tidur tidak terpampang nyata kwkwkwkkwkw.

akhirnya aldi nongol juga di foto hahah

Baca juga: Break the Limit at Semeru

Mas D: mbak, kami itu sudah merhatiin mbak dari Ranu Pani, mbak-mbak ini aurany beda dari cewek-cewek yang mendaki gunung.

Saya: (aura kasih kapang hahahah)

Mas C: kami sering ngasih kode ke mbak-mbak cuman nggak pernah digubris.

Oshyn: masa sih??? Kok kami ngga nyadar yah?

Mas A: kalau kami perhatiin mbak mbak ini benar-benar asik sama dunia mbak sendiri haha

Oshyn: untung pas nyari tenda, kita bisa ketemu lagi sama kalian hahaha

Cerita itu pun berlanjut sampai ke cerita saat kami gagal muncak. Mas Teguh adalah orang yang paling merasa sedih saat tau kami nggak bisa muncak.

Mas T: wuih sayang banget yah mbak, sudah jauh-jauh dari makassar tapi nggak sampe puncak, padahal kemarin aku juga bantuin dua cewe yang hampir nggak sampe puncak, aku tarik mereka pake tali, soalnya kasian kalau sudah jauh-jauh tapi nggak sampai puncak, coba kemarin kita ketemu pas diatas atau sebelumny pasti kami bantuin. (ucapan-ucapan mas Teguh ini sering banget doi ulang-ulang, bahkan sampai kami berpisah di pasar tumpang malam itu. Pokoknya mas teguh merasa menyesal nggak bisa bantuin kami buat sampai ke puncak ahahha)

Mas A: Lain kali, kalian kalau mau ke Semeru lagi hubungi kami-kami yah, mbak-mbak bawa perlengkapan pribadi aja, untuk tenda, makan dan lain-lain biar kita-kita yang nyiapin.

(Keinginan untuk bisa balik lagi ke Semeru pun jadi makin kuat waktu itu. Walaupun sampai detik ini belum bisa terrealisasikan hahahha)

Kami pun bersiap-siap untuk pulang, jalur yang kami ambil waktu itu lewat gunung ayak-ayak ngikut dengan jalur yang diambil sama the crots ini. Katanya jalur ini lebih cepat dari jalur yang kami ambil saat datang, tapi lebih terjelal. (Walaupun nggak sampai di puncak Mahameru, paling nggak udah pernah sampai di puncak gunung ayak-ayak ahahahhaha *pikirku saat itu)


Perjalanan pulang kami pun jadi lebih ringan soalny carrier kami dibawain sama mereka (ini mereka sendiri loh yang nawarin, aku mah iya iya aja pas ditawarin haahah). Sungguh ku tak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka ini asli baikkk bangettt. Dan Allah baik banget sama kami karena mempertemukan kami sama mereka. Mereka benar-benar bantuan besar yang dikirimkan oleh Allah untuk kami waktu itu.

Perjalanan ke Semeru waktu itu, benar-benar sebuah perjalanan hati. Tiap kali ada sesuatu yang bikin “pegal-pegal” hati kalau dibiarkan numpuk pasti ada saja sesuatu yang bakal saya/kami hadapi, sesuatu yang membuatku selalu berpikir untuk menyerah. Setelah mencoba untuk berdamai dengan keadaan dan diri sendiri, mencoba untuk mengobati hati atau menaklukkan diri sendiri, perjalanan kami waktu itu pun menjadi lebih indah dan menyenangkan. Sebuah perjalanan yang mungkin tidak akan bisa saya lupakan. Perjalanan yang mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan. Salah satunya adalah “Jika kamu ingin mendapatkan atau melihat sesuatu yang mengagumkan maka keluarlah dari zona nyamanmu”.

The end.

xo
TayaTumada 
23.56 No komentar

Pagi itu, Matahari pagi mulai menyapa kami yang masih pengen leyeh-leyehan di dalam tenda. Udara dingin di Ranu Kumbolo membuat kami malas untuk bergerak. Rasanya pengen terus berada di dalam sleeping bag. Aas yang sudah siap lebih dahulu, menyapa dan menanyakan kabar kami. Cerita semalam pun kami ulang lagi untuk mereka (Aas, Aldi dan Lea).

Baca juga: Sebuah Perjalanan Hati di Semeru

Aldi yang baru tahu kondisi kaki Pea langsung berubah jadi Kang Urut pro heheh. Kekhawatiran kalau Pea nggak bakal melanjutkan perjalanan ini pun sirna karenanya. Aldi ini bener-bener multitalent sekali, jadi kang masak jago, kang foto lebih jago lagi, ehh jadi kang urut pun doi jago “mantullll”. Untung aja waktu itu kami ngajak Aldi buat ikutan ke Semeru, kalau nggak ada doi, nggak tau deh gimana jadiny perjalanan kami ini. Pokoknya Aldiii is The Best lahh..

Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kalimati (tempat kami nginap selanjutnya, sebelum muncak). Kami pun mulai siap-siap. Sarapan plus makan siang kami waktu itu sungguh ala kadarnya, nasi yang nggak matang menyeluruh dan sosis. Jangan ditanya kenapa, yang masak aja bingung hahah. Segala urusan masak-masak kami serahkan ke mak Aldi dan eonni Oshyn. Saya??? Tugas saya cuman membantu semampunya plus cuci piring hahaha. Melihat kondisi brunch kami yang mungkin agak ngenes menurut orang-orang yang liat secara langsung, membuat tetangga kami prihatin dan menawarkan sisa makanannya yang masih ada. Nggak sampai 5 menit semuanya ludess dan bersih, begitu pun dengan nasi mentah kami hhehhe. Aldi pun bertekad untuk membuat masakannya jadi lebih baik lagi.

Kami pun melanjutkan perjalanan kami. Sebelum sampai di Kalimati, ada beberapa titik yang harus kami lewati, yang pertama adalah Tanjakan Cinta. Yang menurut orang-orang atau berdasarkan buku 5 cm yang saya baca, konon katanya kalau kita melewati tanjakan cinta ini, tanpa berbalik ke belakang dan sambil memikirkan orang yang kita sukai, katanya apa yang kita harapkan bakal terwujudkan. Percaya atau tidak semuanya ada di tangan anda hehe. Saya?? Tentu saja saya tidak percaya, tapi waktu itu saya melewati Tanjakan Cinta sambil memikirkan seseorang yang tidak mungkin saya miliki. Siapa dia? Dia adalah Oppa, Oppa gangnam style hahahahahahhahahaha.
setelah melewati tanjakan cinta

Setelah melewati Tanjakan Cinta, yang kalau diliat dari bawah seperti “mmmm B aja” dannn pas dilalui *fiuhhhhhhh mayan yahhh. Lumayan sangat menguras tenaga ek yang pemula ini hehe. Mungkin ini yang jadi penyebab “takhayul-takhayul” tersebut muncul, biar jadi penyemangat pas nanjak di Tanjakan Cinta. Setelah berhasil menaklukkan Tanjakan Cinta, kami pun disuguhkan dengan pemandangan Padang padang rumput yang sangat indah, tempat ini dinamakan Oro-oro Ombo. Kami cukup beruntung waktu itu, bunga Lavender lagi pada mekar dengan indahnya.



Selanjutnya, kami memasuki hutan cemara yang dinamakan Cemoro Kandang. Setelah melewati Cemoro Kandang, kami pun tiba di Jambangan dengan ketinggian kurang lebih 2600 mdpl. Di jambangan ini tempat biasa edelweis tumbuh, sayangny waktu itu kami kurang beruntung, belum bisa melihat bunga edelweis. Dari sini masih ada sekitar 2 km lagi untuk sampai di Kalimati, tempat kami akan beristirahat sebelum muncak di Mahameru. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan sepasang Pendaki yang membawa anak-anaknya yang masih berusia sekitar 8-9 tahun dan yang satunya balita. Saya yang tadinya sudah mulai lelah, langsung on fire lagi pas liat bocah-bocah yang masih segar bugar itu. “masa na kalahko ini ana-ana taya” pikirku waktu itu.

Setelah berbincang dan berpamitan dengan keluarga tersebut kami pun mulai mempercepat langkah kami, mengingat Matahari sudah ingin berpamitan dan Kalimati pun belum terlihat letaknya.
Waktu itu kami tiba di Kalimati kira-kira pukul 7 atau 8 malam. Dari kejauhan sudah terlihat kerlap kerlip headlamp para pendaki yang sudah mulai mendaki ke Mahameru.

Mas Dik: mbak liat di sana (sambil menunjuk ke arah puncak Mahameru). Itu cahaya lampu yang sudah mulai muncak terlebih dahulu, sepertinya besok bakal lebih ramai lagi. Kita harus istirahat lebih awal mbak biar besok bisa mulai muncak jam 12 malam nanti. blablablabla

Saya cuman bisa menganggukkan kepala dari semua yang Mas Dik katakan, berusaha agar terlihat fokus dengan apa yang dia ucapakan, walau sebenarnya mata saya lebih fokus menatap cahaya lampu-lampu yang dari kejauhan terlihat seperti cahaya bintang yang berjejer ngantri untuk sampai di tujuan mereka.

Setelah makan malam, bersih-bersih, kami pun langsung istirahat. Perasaan saya waktu itu campur aduk, antara nggak sabar pengen cepat-cepat muncak dan takut. “bisa ngga yah? Bakal aman-aman saja kan?? blablablabla” pertanyaan-pertanyaan tersebut mulai memenuhi kepala saya dan berusaha saya tepis dengan mengingat kembali tujuan utama kami Semeru dan segala usaha dan perjuangan yang sudah kami lalui untuk bisa sampai ke sini. Ada satu hal yang saya ingat dan menjadi penguat saya malam itu bahwa “apa yang kamu pikirkan, itu yang akan Allah berikan. Jadi cobalah untuk selalu berprasangka baik dengan Allah”. Saya pun mengganti kalimat negatif tersebut dengan kalimat positif. “pasti bisa lah taya, mahameru tinggal dikit lagi bisa kamu gapai, salto 5 kali sudah sampai kok (heheh) dan Insya Allah semuany bakal aman”. Kalimat-kalimat ini terus terulang sampai saya berhasil terlelap malam itu.

Pukul 12.30, Mas Dik pun membangunkan kami, telat setengah jam dari yang dijadwalkan. Saya, Aas, Lea, ,Oshyn, dan mbak Asma  pun mulai bersiap-siap. Waktu itu semua tas kami simpan ditenda, cuman mas dik dan temannya saja yang membawa ransel kecil untuk kebutuhan kami selama perjalanan ke Mahameru. Aldi memutuskan untuk tidak ikut muncak dan tinggal di tenda menjaga Pea yang masih cedera waktu itu. Sebelum berangkat, kami berdoa bersama dan mulai melangkahkan kami menuju Mahameru.

Suara angin semriwing dan jangkrik jadi ost perjalanan kami waktu itu. Kami pun  jadi lebih diam dan fokus saat memasuki wilayah Arcopodo, sesekali berbalik ke belakang untuk menanyakan kondisi yang ada ada di bekalang kami. Medan perjalanan kala itu lebih sulit dari perjalanan-perjalanan kami sebelumnya. Lebih menanjak, curam, berdebu, dan kondisinya tanah tidak stabil dan mudah longsor, jadi kami harus ekstra hati-hati, salah jalan sudah bhay, bisa-bisa jatuh ke jurang, dan hal ini hampir dialami oleh oshyn yang hampir jatuh ke jurang karena terpleset, untuknya dengan singap kami langsung menahannya. Dengan cahaya seadanya saya langsung menyenter ke arah tempat oshyn jatuh, dan syok ternyata dekat situ ada lubang yang langsung ke jurang *fiuhh.

Dari kejauhan jejeran cahaya lampu itu semakin ramai, rumor yang mengatakan bahwa lagi ada kemacetan lalu lintas di Mahameru pun sudah sampai di telinga kami. Setiap pendaki yang melewati kami pasti selalu berkata “di atas macet mbak, nggak bisa gerak”. Pendaki-pendaki tersebut adalah beberapa dari banyak pendaki yang menyerah untuk sampai ke Mahameru. Mereka menyerah karena jika tidak bergerak udara dingin jadi lebih terasa dingin. Hipotermia menjadi ancaman yang menakutkan dan mereka pun memutuskan untuk balik ke tenda mereka.

Kami tetap melanjutkan perjalanan, walau sebenarnya kami sudah mulai ragu untuk melanjutkan perjalanan ini. Di tengah perjalanan, terlihat kumpulan porter yang sedang menghangatkan diri di api unggun yang mereka buat. Mas Dik pun memutuskan untuk istirahat sejenak dan berujung pada gagalnya kami untuk sampai ke Puncak Mahameru.

Sambil menghangatkan diri, Mas Dik mulai bertanya dengan porter-porter tersebut tentang kondisi di bukit pasir menuju Mahameru. Para porter itu menyarankan kami untuk tidak melanjutkan perjalanan kami karena macet yang konon katanya baru terjadi di Gunung Semeru. Semua karena banyaknya pendaki yang berkunjung ke Semeru waktu itu setelah berbulan-bulan ditutup.

Kami pun, saling bertatapan dan sudah bisa membaca apa yang ada di pikiran kami masing-masing, yaitu tidak melanjutkan perjalanan ini. Keinginan untuk bisa sampai ke puncak Mahameru pupus sudah. Sedih, itu sudah pasti, sudah jauh-jauh datang tapi nggak bisa sampai ke Mahameru rasanya….. “ahhh sudah lah belum rejeky" (berusaha untuk mehibur diri).

Mencoba untuk tidak membiarkan perasaan sedih itu menghancurkan perjalanan kami. Saat Matahari sudah mulai muncul, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai ke batas wilayah vegetasi dan bukit pasir untuk bisa lebih dekat lagi dari puncak Mahameru. Jika tidak bisa sampai ke puncak setidaknya bisa melihat lebih dekat lagi puncak yang tidak bisa kami gapai itu. kami (saya, Aas, Lea, Oshyn dan mba Asma) pun memutuskan melanjutkan perjalanan kami tanpa di temani mas Dik yang lagi tertidur lelap. Teman mas Dik pun ikut dengan kami, saat kami singgah untuk beristirahat mas B ijin untuk berangkat lebih dulu.

Mas B: mbak aku diluan yah, kali aja masih keburu. Bisa sampai.

Saya: iya mas diluan aja, nggak papa, nggak usah ikutin kami.

Di perjalanan ini lah, kami bertemu dan kenalan dengan 2 porter remaja, Uul dan Samsul. Melihat mereka dengan lincahnya bisa bolah balik di sekitaran arcopodo membuat kami iri.

Aas: eh kalian yang tadi kan yang ada di api unggun? Kalian sudah sampai puncak yah?

Uul: sudah mbak 2 kali

Saya: seriusan?? Masa sih..

Samsul: iya mbak dekat kok.. (sambil memasang senyum malu-malunya) diluan yah mbak.

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka sambil kejar-kejaran satu sama lain
“Wadduh nih bocah keknya belajar jalan di gunung deh hahah” pikirku.

Untungnya kami masih bisa menikmati pemadangan negeri di atas awan dari pinggir tebing Arcopodo. Yang mungkin akan lebih cantik lagi jika di lihat dari puncak *fiuhhh.
Setelah sampai di batas wilayah vegetasi. Sambil menatap puncak yang sudaahh jauh lebih dekat di mata, sayapun bergumam dalam hati “kami ngutang dulu yahh nanti kalau ada rejeky, Insya Allah bisa ketemu kamu lagi”. Dan saya yakin, Aas, Lea dan Oshyn pun pasti memiliki percakapan dalam hati yang sama dengan saya waktu itu hehehe.
di antara batas vegetasi dan bukit pasir

Setelah menikmati pemandangan di sekitar, kami pun balik ke tenda.

Ost kami waktu itu adalah lagu India. Di sepanjang jalan Arcopodo, kami bertingkah seolah-olah lagi syuting MV India sambil menyanyikan ost Kuch-Kuch Hotahai dan beberapa film India lawas. Cuman bermodalkan pohon-pohon yang ada dengan pedenya kami berjoget dan bernyanyi dengan suara sumbang hahahhaha. Beberapa rombongan pendaki yang melewati kami pasti berkata “wahh mbak mbak ini semangat skali yahh (sambil menertawakan tingkah kami yang mungkin sedikt seperti orang gila hahahah). Nyanyi-nyayi nggak jelas tersebut menjadi salah satu cara untuk menghibur diri kami waktu itu hahahahhaha.

Bersambung

xoxo
tayatumada
23.49 No komentar
Older Posts

About me






A 29 years old girl who loves Family, Friendship, and Traveling enthusiast


Follow me

Instagram

Viewers

Labels

about myself Experience Family Fashion film giveaway Hijab Holiday LIFE Mendaki Gunung MHA MRS notes to ourselves Quotes Romusa sahabat Semeru skripsi surveyor Travel mates travelling φίλος

Blog Archive

  • ▼  2020 (2)
    • ▼  Juli (2)
      • Surga Yang Tak Dirindukan 2
      • Surga Yang Tak Dirindukan 1
  • ►  2019 (6)
    • ►  November (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2018 (9)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (4)
  • ►  2013 (11)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2012 (100)
    • ►  Desember (9)
    • ►  November (15)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (11)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (17)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2011 (66)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (28)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (15)

Followers

Created with by ThemeXpose